Keseharian kita yang cukup sibuk, terlebih para masyarakat urban yang berdomisili atau beraktivitas di kota, tentu tak lepas dari berbagai penyakit, baik ringan atau pun berat. Salah satu yang kerap menghantui kita yaitu penyakit anyang-anyangan dengan istilah medis yaitu disuria.
Anyang-anyangan (disuria) ini, biasanya kita temukan seperti buang air kecil dengan intensitas sedikit, meski sudah merasa seperti benar-benar banyak. Ini sendiri, beberapa kali saya alami, apalagi saat saya sudah selesai buang air pertama. Saya sudah keluar dari kamar mandi. Namun tiba-tiba, perasaan ingin buang air kecil, kembali. Ternyata sampai ke kamar mandi, malah sedikit atau bahkan tak ada. Sungguh merepotkan.
Tadinya saya pikir, saya cukup menambah frekuensi dan intensitas minum air putih saja. Saya kira, apa yang saya lakukan itu, sudah cukup aman dan disuria terobati.
Mengapa anyang-anyangan terjadi?
Namun ternyata, apa yang saya alami di atas, tak boleh disepelekan, lho. Kenapa?
Karena anyang-anyangan ini adalah salah satu gejala infeksi saluran kemih, yang berhubungan dengan buang air kecil, di mana bisa terjadi karena adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih, yang disebabkan bakteri Eschericia coli (E. Coli). Pernah dengar nama si bakteri ini, kan?
Selain bakteri Eschericia coli yang merupakan penyebab utama, ada juga yang lain, yaitu Staphylococcus Saphropyticus, Klebsiella atau Pseudomonas. (liputan6.com).
![]() |
| Sumber: www.unicran.co.id |
Tak hanya disebabkan oleh kurang minum, anyang-anyangan juga disebabkan karena kita suka menahan buang air kecil, infeksi kemaluan, batu saluran kemih, dll.
Selain yang telah saya alami di atas, ada juga penderita lain yang mengalami frekuensi lebih dari biasanya. Memang benar jika dikatakan, ini sangat tidak nyaman dan sangat menggangu aktifitas. Macam-macam juga lho. Ada yang sakit dan nyeri. Tak menutup kemungkinan, ada yang mengalami rasa panas atau seperti terbakar diarea alat kelamin, dengan tak memandang jenis kelamin dan usia, meski lebih sering ditemukan pada perempuan.
Disebutkan pada liputan6.com juga, hal itu disebabkan karena perempuan memiliki saluran atau tempat keluarnya air seni-urin (uretra), yang lebih pendek. Bagaiman dengan laki-laki? Apakah laki-laki tak mengalaminya? Nah, bedanya, kalau anyang-anyangan ini terjadi juga pada laki-laki, tetapi pada usia tua.
Gejala Anyang-anyangan
Nah, di atas sudah saya sebutkan garis besarnya. Di sini, akan saya tambah lagi, supaya kita lebih waspada, bukan untuk menakuti, lho!
Gejala yang umum dirasakan:
1. Meningkatnya keinginan untuk buang air kecil, tentu seperti yang saya alami.
2. Sulit mengontrol kantung kemih.
3. Tidak nyaman saat buang air kecil.
4. Urin berwarna keruh, gelap, atau cenderung lebih pekat.
5. Biasanya urin disertai dengan darah.
6. Kadang juga diikuti deman.
Duh, dari ciri yang saya sebutkan di atas, saya jadi takut sendiri tadinya. Saya mencari obat untuk menormalkan keseringan buang air kecil tadi, pun supaya mencegah warna urinnya berubah. Bagaiman caranya?
Cranberry Juice
Setelah saya banyak membaca, saya tertuju pada buah Cranberry. Nah, saya malah belum pernah lihat buah ini. Menurut penelusuran saya, buah ini asalnya dari Kanada, Amerika Utara. Makanya saya tak terlalu ngotot mencari buah itu di supermarket, jikalau memang ada.
Kenapa Cranberry? Karena dipercaya, kandungan yang terdapat didalamnya, dapat mencegah bakteri E. Coli menempel pada saluran kemih. Jadi, orang-orang di luar negeri, mengolah buah berwarna merah ini, untuk dibuat jus. Jus cranberry ini katanya bagus untuk menjaga kesehatan kandung kemih. Dengan permasalahan saya pribadi di atas, tentu saya makin tertarik, karena minum air putih lebih sering saja, saya rasa tidak akan cukup.
Meski belum terlalu parah, demi mencegah anyang-anyangan ini meluas, pun karena saya tak tahu di mana Buah Cranberry itu di sini, akhirnya saya memilih untuk menggunakan Prive Uri-cran. Yes, belakangan ini saya sedang mengonsumsi Prive Uri-cran.
Prive Uri-cran ini terdiri dari dua jenis, yaitu yang serbuk (puyer) dan kapsul. Karena saya memiliki keduanya, saya konsumsi dulu yang serbuk.
Seperti wujud buah aslinya, serbuk (puyer) yang sudah diekstraksi ini, berwarna sedikit merah namun cenderung ke pink. Begitu pula dengan kapsulnya.
Setelah dilarutkan dengan 100-200 ml air putih, biasanya setelah diaduk, jus ini segera saya minum. Kalau yang kapsul, saya meminumnya setelah makan, sebanyak 1-2 kapsul per hari. Berbeda dengan puyernya, yang saya minum biasanya sehari sekali.
Setelah rutin mengonsumsi Prive Uri-cran ini selama sekira seminggu terakhir, saya merasakan bahwa intensitas buang air kecil saya, kembali normal, tentu dengan warna air seni yang menuju cerah (normal). Normal yang saya maksudkan, tidak terlalu sering buang air kecil. Selain itu, air seninya keluar dengan lancar. Meski belum sempurna, tapi produk ini, efeknya bertahap. Jadi akan saya teruskan pemakaiannya.
Kalau saya sedang duduk, barangkali sedang menulis atau sedang melakukan aktifitas apapun, namun merasa ingin segera buang air kecil, meski penting, saya akan tinggalkan terlebih dahulu aktifitas tersebut dan segera buang air kecil. Langkah menyegerakan buang air kecil ini, juga dapat mencegah anyang-anyangan tersebut. Yang pasti, jangan dicegah atau dihambat.
Kesimpulan yang bisa saya tuliskan di sini yaitu perbanyaklah minum air putih, tetap 2 liter sehari demi mencegah anyang-anyangan itu datang. Namun jika sudah datang tapi gejalnya masih seperti saya, baiknya segera mengonsumsi Prive Uri-cran ini. Jika merasa ingin buang air kecil, jangan ditahan supaya tak terjadi infeksi saluran kemih (ISK) yang lebih berbahaya lagi. Aktifitas yang saya lakukan, kembali normal, lho! Bukankah mencegah lebih baik dari pada mengobati?
Untuk lebih mengenal Prive Uri-cran, segera kunjungi instagramnya, websitenya , juga facebooknya.
Salam,
informasiNet







0 Comment