Di era globalisasi seperti yang sedang kita alami kini, segalanya membutuhkan kecepatan dan ketepatan waktu agar lebih fleksibel, termasuk dalam mengatur pola dan cara kerja keuangan (finansial).
Oleh karena cara lama (cara konvensional) seperti membayar dengan uang tunai, dirasakan sudah ketinggalan zaman, apalagi perkembangan telepon selular pintar (smartphone) sudah semakin marak, peluang tersebut, dimanfaatkan oleh pendiri Gojek, Nadiem Makarim, yang memberikan kemudahan kepada setiap orang untuk menggunakan transaksi non-tunai lewat Go-Pay. Tak hanya Nadiem, teknologi finansial yang dilengkapi dengan kemudahan berbelanja, juga dilirik oleh Ahmad Zaky pendiri Buka Lapak dan William Tanuwijaya pendiriTokopedia. Mereka bertiga adalah anak muda Indonesia yang mendirikan perusahaan di usia muda. Lalu bagaimana dengan anak Medan?
Bertempat di Kafe Potret Jalan K.H. Wahid Hasyim Nomor 90, Babura, Kota Medan, Kamis (21/3/2019), para blogger dan mahasiswa, berkesempatan menghadiri Pojok Literasi bertema Financial Technology yang ramah bagi Millenial. Acara yang diinisiasi oleh Direktorat Jenderal Informasi Komunikasi Publik (DJIKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI, bekerjasama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Blogger Crony ini, merupakan gelaran pertama Kick Off Pojok Literasi. Setelah saya dengarkan pemaparan dari para pemateri, dapat saya katakan, Creative Talk ini sangat bermanfaat bagi anak Medan sendiri, untuk melatih diri agar mampu bertahan dalam sisi finansial, serta mampu membuka lapangan pekerjaan bagi orang banyak, seperti yang sudah dilakukan Nadiem, Zaky, dan Willliam. Kenapa? Terang saja. Karena kini, Indonesia tengah memasuki Internet of Things (IoT), yaitu revolusi industri 4.0. Maka dari itu, segala sesuatunya dengan internet, dapat dikerjakan lebih efektif dan efesien, termasuktermasu Financial Technology, di mana semua ada dalam genggaman. Bagaimana pemaparannya? Berikut akan saya uraikan.
Lebih Tahu tentang Fintech dari Ahlinya
Hadir pada peluncuran Pojok Literasi tersebut sekaligus membuka Creative Talk bermanfaat ini, Direktur IKPM Kemenkominfo, Septriana Tangkary yang mengatakan, agar para blogger dan mahasiswa, diharapkan dapat mengajak milenial Medan khususnya, untuk berkontribusi positif. Pesannya tersebut, tentu saja, berupa peluang bagi para milenial Kota Medan, agar memaksimalkan gadget dan smartphone lainnya untuk yang lebih bermanfaat, agar kita bisa berkontribusi dalam dunia keuangan dan tak melulu hidup di media sosial dan chit chat yang kurang bermanfaat. Dengan gadget tersebut, banyak kesempatan untuk kita merintis usaha.
Pembicara yang juga hadir adalah Sekretaris Jenderal (Sekjen) dari Kemenkominfo RI Rosarita Niken Widiastuti. Dalam pemaparannya, Bu Sekjen mengatakan, era digitalisasi ini, sejatinya memudahkan kita masyarakat dalam bertransaksi, apalagi tahun 2030 diprediksi, Indonesia akan menjadi negara maju kelima di dunia. Jadi segala lini keaungan kita, sudah semestinya harus bertransformasi ke Financial Technology, termasuk juga para petani dan nelayan. Makanya sekarang, pemerintah sedang menggalakkan usaha untuk membantu petani untuk go online. Petani bisa menaikkan harga jual produknya dengan memasuki market place. Kenapa demikian? Cara ini berguna agar para petani tersebut menghindari pengepul (tengkulak). Kalau sebelumnya harga jual ke tengkulak ini mahal, lalu dari tengkulak ke masyarakat (konsumen) lebih mahal lagi. Jadi dengan adanya petani (produsen) yang go online, masyarakat (konsumen) akan mendapat harga yang pantas. Jadi di sini, kita bisa meniadakan peran tengkulak, bukan? Tak hanya petani sebut Bu Niken, para nelayan juga diajak go online, tentu demi tujuan serupa.
Nah, kalau itu tadi untuk masyarakat luas. Untuk milenial, bagaimana? Yes. Ini kabar baik buat milenial. Katanya akan ada 10000 start up lagi yang akan dipilih. Mengapa? Kerena Kemkominfo saat ini dengan digital 4.0-nya, membutuhkan 20000 milenial melalui Digital Talenta Scholarship 2019 yang akan dibuka pada bulan April ini. Info lebih lanjut mengenai hal itu, bisa dengan mudah diakses di website Kemkominfo. Jumlah tersebut meningkat dari tahun 2018 (saat itu dipilih 10000 terbaik), di mana pendaftar mencapai 46.000.
Ditambahkan Kepala Departemen Literasi dan Inklusi Keuangan Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Sondang Martha Samosir, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tersebut memiliki tugas mengatur, mengawasi, dan melindungi industri jasa keuangan, seperti perbankan, perusahaan pasar modal, dan industri keaungan non perbankan dan Financial Techology (Fintech). Fintech ini yang memang dekat dengan para milenial sekarang, bukna? Makanya, kita harus tahu, apa itu Fintech? Fintech adalah merupakan perpaduan antara teknologi informasi (internet dan smartphone) dan keuangan, yang dapat mempermudah transaksi yang akan kita lakukan, tanpa tatap muka. Ada beberapa bagian dalam Fintech seperti Payment, Crowdfunding, Capital Market, Digital Banking, Insurtech, dan Supporting Fintech. Karena yang dekat dengan milenial adalah Fintech, mari kita bahas tips berinvestasi dengan Fintech Lending lebih lanjut yang sudah termasuk ke OJK ini.
Jadi guys, Fintech itu ada yang legal dan ada pula yang ilegal. Yang legal dan sudah terdaftar di OJK itu misalnya: Pedipas, OVO, Sakuku BCA, Indopay, dsb. Sebelum menjadi konsumen dari Fintech legal, tipsnya yaitu: masyarakat harus sering mencari tahu lewat websitenya di konsumen.ojk.go.id, ojk.go.id dan https://sikapiuangmu.ojk.go.id atau bisa bertanya ke contact centre OJK di 157. Kenapa kita harus menjadi konsumen dari Fintech legal? Karena kita akan mendapatkan hak perlindungan konsumen dari OJK dengan keamanan data yang jelas. Cukup menarik, bukan?
Tips berikutnya yaitu kita harus melakukan riset, mempelajari, menganalisis data Peminjam, analisa kebutuhan pinjamannya, reputasi, tujuan pinjamannya, kemampuan ekonomi Borrower (Peminjam) untuk mengembalikan pinjaman. Kita juga harus memperhitungkan secara teliti biaya-biaya yang timbul dari pinjaman (cost of borrowing), termasuk biaya yang timbul di muka (upfront fee), bunga, biaya asuransi atau pertanggungan lain, provisi, biaya keterlambatan, biaya pelunasan dipercepat, dan biaya lainnya yang dikenakan kepada Lender. Tips terkahir, kita harus mempelajari teknik diversifikasi pinjaman, baik dari aspek jumlah pinjaman,jenis pinjaman, jangka waktu pinjaman, hingga grade dan credit scoring.
Namun, selain mempermudah kaum milenial, Fintech juga bisa menjerat, lho! Mengapa demikian? Karena banyak perusahaan Fintech di Indonesia ini. Namun sayangnya, baru 99 perusahaan yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Silakan klik website resmi Fintechnya, ya.
Diharapkan, para milenial ini nantinya dapat menjadi Agen Literasi Keuangan (ALIKA). Karena sebagai generasi milenial dengan range usia 20-30 tahun, sebaiknya kita harus membuka mata dengan teknologi ini. Sebagai ALIKA, kita dapat memberi pandangan dan membantu keluarga terdekat agar tak terjerat Fintech ilegal dengan melihat secara 2L (Legal dan Logis). Mengapa? karena Fintech yang legal itu akan membantu dan memperbaiki keadaan ekonomi kita menuju financial freedom, seperti yang terjadi pada @finansialku_com milik Melvin Mumpuni.
Melvin Mumpuni yang juga menjadi pembicara pada creative talk tersebut mengungkapkan, bahwa dia membangun www.finansialku.com, berawal dari tesis sembari menjadi seorang blogger. Awal dia menjadi blogger katanya, viewersnya cuma 2. Tapi dia tak mudah menyerah. Terus mencoba dan mencoba hingga menghasilkan www.finansialku.com tadi. Yang penting katanya, para milenial ini memang harus berkarya terlebih dahulu. Mengenai hasil, itu bonus dari karya-karya tersebut. Ada tiga point penting yang dibagikan Melvin demi mencapai sukses seperti dirinya, yaitu Perencanaan Keuangan, Inklusi Keuangan, dan Literasi Keuangan. Jadi buat kita content creator seperti blogger ini, yang penting bangun dulu karya kita, ya! Perlahan, nanti juga kita akan diperhitungkan.
Dari pemaparan ke empat pemateri di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa bonus demografi ini, membuat kita para milenial, dapat up date dan sukses di bidang Financial Technology yang ramah bagi milenial ini, jika kita rajin mencari informasi sebanyak-banyaknya, serta terjun langsung. Siapa tahu, kita dapat menjadi Nadiem, Zaky, dan William di masa yang akan datang.
Salam
informasiNet
email: zaschkya25@gmail.com




0 Comment